top of page

Gumbregan, Tradisi Baik dari Leluhur



Rabu (25/1/24) sore warga tampak berbondong-bondong ke rumah Bu Dukuh untuk melaksanakan tradisi gumbregan. Tradisi yang biasanya diadakan delapan bulan sekali ini merupakan warisan turun-temurun. Gumbregan selalu diadakan secara serentak di seluruh padukuhan yang tersebar di Kelurahan Botodayaan.


Tradisi gumbregan merupakan upacara slametan yang diperuntukkan bagi hewan ternak, seperti sapi, kambing, ayam, bahkan kendaraaan transportasi sekalipun. Selain sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, warga juga memohon keselamatan untuk pertanian mereka supaya ladang-ladang selalu subur dan dapat menghasilkan panen yang melimpah.


Menjelang maghrib warga akan berkumpul di rumah dukuh setempat dengan membawa sajian khas yang telah disiapkan sebelumnya. Sajian itu berupa jadah ketan, kunyit yang dihaluskan, hingga berbagai aneka ketupat. Semua sajian akan dijadikan satu dan warga berkumpul mengelilingi sajian tadi.




Upacara diawali dengan lantunan doa-doa (cara Islam) yang dipimpin oleh seorang muhdin. Setelah diakhiri dengan “Amin” lantang yang diserukan oleh warga, upacara dilanjutkan dengan menyantap bersama sajian yang telah didoakan tadi. Kemudian salah seorang warga akan membagi-bagi sajian ke dalam porsi yang lebih kecil dalam beberapa wadah.


Sajian yang telah dibagi-bagi itu kemudian akan dibawa oleh warga dan keesokan harinya diberikan pada hewan ternak mereka. Ada pula warga yang menaruh ketupat pada kendaraan mereka supaya juga diberi keselematan setiap mengendarainya. Warga percaya tradisi gumbregan dapat menghindarkan mereka dari penyakit, hama, dan hal-hal buruk lainnya.

0 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page